Sebuah
ritual yang sangat penuh dengan misteri yang dimiliki oleh masyarakat
Toraja (Barat) mengenai upacara penguburan yakni Mayat Berjalan.
“Cerita mayat berjalan sudah ada sejak dahulu kala. Ratusan tahun yang lalu konon terjadi perang saudara di Tana toraja
yakni orang Toraja Barat berperang melawan orang Toraja Timur. Dalam
peperangan tersebut orang Toraja Barat kalah telak karena sebagian besar
dari mereka tewas, tetapi pada saat akan pulang ke kampung mereka
seluruh mayat orang Toraja Barat berjalan, sedangkan orang Toraja Timur
walaupun hanya sedikit yang tewas tetapi mereka menggotong mayat saudara
mereka yang mati, karena kejadian tersebut maka peperangan tersebut
dianggap seri. Pada keturunan selanjutnya orang-orang Toraja sering
menguburkan mayatnya dengan cara mayat tersebut berjalan sendiri ke
liang kuburnya.”
Yang bisa membuat mayat berjalan hanya orang-orang tertentu saja dan
bukanlah orang sembarangan. Mayat bisanya dituntun ke kuburannya, namun
sebelum dilaksanakannya prosesi ini,
ada beberapa dari anggota keluarga wajib memberitahukan kepada
masyarakat setempat bahwa akan ada mayat yang akan lewat dan orang-
orang dilarang menyapa mayat yang akan lewat tersebut, karena saat mayat
disapa maka mayat tersebut akan jatuh dengan sendirinya. Mayat tidak
akan berjalan sendiri, namun akan ditemani oleh rombongan dan para
wanita akan ikut dari belakang dengan membawa kain merah pada kepala
mereka. Namun saat ini, sudah semakin jarang orang-orang yang melakukan
ritual (mayat berjalan) ini.
Teks dan Foto: Ywardhana S. Bulo (Ritual Kematian dan Kepercayaan Masyarakat Tana Toraja / Aluk Todolo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar